Amalan - Amalan Umroh

Amalan-amalan umroh adalah serangkaian perbuatan ibadah yang harus dilakukan oleh setiap orang yang ingin menunaikan ibadah umroh. Berikut adalah beberapa amalan-amalan umroh yang harus dilakukan:

Disunnahkan bagi orang yang hendak ihram untuk mandi besar seperti mandinya orang yang berjunub, memakai minyak yang paling wangi
di kepala dan jenggotnya, seperti kayu gaharu atau yang lainnya, dan tidak mengapa jika tetap membekas setelah memakai ihram.

Orang yang akan umrah memakai pakaian ihram, yaitu sarung dan selendang bagi laki-laki. Sedangkan 4 bagi wanita boleh memakai pakaian apa saja yang dikehendakinya, dengan catatan pakaian yang tidak menimbulkan fitnah, juga tidak memakai cadar dan kaos tangan. Namun, dia harus menutup wajahnya di depan laki-laki lain yang bukan mahramnya.

Orang yang umrah harus terus menerus membaca talbiyah sampai hendak melaksanakan thawaf, sedangkan orang yang haji terus membacanya sampai ketika akan melontar jumrah Aqabah, pada hari raya idul adha. Jika telah mendekati kota Mekah, disunnahkan untuk mandi dengan niat akan memasuki kota Mekah, jika memang ada kesempatan. Sebab, Rasulullah mandi terlebih dahulu ketika akan memasuki kota Mekah.

Dan ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, hendaklah berdoa, “Ya Allah. Berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta jagalah kami dari siksa neraka.”
Dan setiap kali melewati Hajar Aswad melakukan hal seperti tadi dan bertakbir. Selain itu membaca dzikir dan doa yang disukai; sebab, tujuan diadakannya thawaf mengelilingi Ka’bah. Thawaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri padanya. Dan tidak sah thawaf dari sisi dalam Hijir Ismail.

maju ke arah Maqam Ibrahim dan membaca ayat, “Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.”
Setelah itu, melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim tersebut, dan jika memungkinkan di dekatnya. Jika tidak, maka tidak mengapa di tempat yang jauh dari Maqam Ibrahim. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun setelah surat Al-Fatihah, dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas setelah surat Al-Fatihah.

Sa’i sebanyak tujuh kali putaran, yaitu dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali putaran, dan dari Marwah ke Shafa juga dihitung satu kali putaran yang lain.

Tidak dicukur habis, tetapi hanya dipotong dengan seukuran ujung jari pada setiap pintalan rambutnya. Mencukurnya itu harus meliputi seluruh rambut kepala. Sebagaimana firman Allah: “(Dalam keadaan) mencukur rambut kepala mereka.” sebab, Rasulullah mencukur habis seluruh rambut kepalanya dan bersabda: “Agar
kalian mengambil manasik tersebut dariku.”